“Lee merupakan orang yang sangat baik, dia rela melakukan apapun untuk siapa saja, dia selalu menjaga saudara-saudara perempuannya. Dia selalu bertindak layaknya kakak bagi siapa saja dan apa yang diinginkannya sejak kecil adalah menjadi prajurit,” demikian pernyataan keluarga Rigby, seperti dilansir di Daily Mail, Jumat (24/5/2013).
Penggemar klub sepakbola Manchester United FC itu baru saja pulang dari Afghanistan. Rigby berperang bersama Resimen Penembak Kerajaan Inggris. Selama berdinas di militer, Rigby juga aktif dalam marching band, Rigby adalah seorang penabuh drum.
Kementerian Pertahanan Inggris mengeluarkan pernyataan terkait kematian pria yang bergabung dalam dinas militer pada 2006 itu. Bersamaan dengan itu, warga Inggris juga menyampaikan belasungkawanya atas kematian Rigby. Banyak warga yang menaruh karangan bunga di jalan guna menghormati prajurit yang mengoperasikan senapan mesin tersebut.
Drummer Lee Rigby tewas dibantai oleh dua orang pria berkulit hitam ketika berada di Woolwich, dekat Barak Royal Artillery. Saat itu Rigby sedang berjalan kaki, dan ditabrak oleh mobil berwarna biru. Setelah itu dua pria menghampirinya, mereka menyerang Rigby yang tidak berdaya dengan menggunakan pisau dan golok.
Saksi mata mengatakan, para pelaku itu mencincang jasad Lee Rigby dan berusaha memenggalnya. Setelah menyerang Drummer Lee Rigby, pelaku pun berbicara di depan kamera dan berorasi. Pemerintah Inggris langsung menetapkan peristiwa ini sebagai serangan teror. (source: rancahpost.com)